Rabu, 09 Februari 2011

Belajar Memahami Kembali Pancasila Kita

1. Iklim keterbukaan yang dibawa oleh Reformasi telah membuat bangsa Indonesia sangat kaya dengan informasi, tetapi kekayaan akan informasi ini tidak dibarengi dengan meningkatnya kekayaan pikiran. Justru sebaliknya, luberan informasi ini direspons dengan kemiskinan pikiran bangsa Indonesia yang tercermin dalam pemikiran kalangan elitnya. Filsafat seharusnya dapat memberikan sumbangannya yang berarti untuk mengintegrasikan luberan informasi yang berhamburan tersebut dengan perekat filosofisnya menjadi fakta yang dapat dipahami.

2. Krisis pemahaman tentang Pancasila adalah krisis pemahaman bangsa Indonesia terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya. Tesis Ernst Cassirer dalam bukunya An Essay On Man tentang hubungan dialektis antara introvert view dan extrovert view dalam proses penyadaran diri dapat dipergunakan di sini. Kegagalan bangsa Indonesia untuk melihat globalisme dan globalisasi sebagai bentuk baru kapitalisme (sebagai tingkatan yang lebih tinggi dari imperialisme), adalah akar krisis pemahamannya terhadap lingkungan dan terhadap diri sendiri.

3. Mistifikasi Pancasila yang dilakukan oleh Orde Baru menambah parah krisis pemahaman bangsa Indonesia terhadap Pancasila. Tesis Peter Berger tentang the social construction of reality dan bagan tiga tahap van Peursen tentang perkembangan kebudayaan dapat dipergunakan sebagai alat untuk memeriksa pengaruh mistifikasi Pancasila dalam kesadaran bangsa Indonesia.

4. Bagaimana prospek Pancasila dalam pertarungan ideologi dunia ke depan? Alvin Toffler dalam bukunya The Power Shift mengajukan tesis tentang bangunan kekuasaan yang sedang berubah ke arah bangunan kekuasaan yang diintegrasikan oleh the power of knowledge. Tesis Alvin Tofller ini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi bagaimana supaya kita dapat mengoperasikan Pancasila di tengah-tengah perubahan dunia.

5. Belajar Memahami Kembali Pancasila Kita adalah proyek atau ajakan untuk mempelajari Pancasila, dasar negara Republik Indonesia, secara mendalam dengan semua implikasinya di tengah-tengah badai neoliberalisme sekarang ini. Tujuannya adalah untuk meneguhkan kembali konsensus dasar didirikannya negara dan memperkuat kembali posisi Pancasila sebagai universum simbolis bangsa Indonesia, agar Pancasila sebagai dasar negara secara efektif dioperasikan.

Oleh: Soedaryanto

(Sumber: www.pergerakankebangsaan.org)

Senin, 07 Februari 2011

Turun Langsung dan Segera Carikan Solusi


Kudus - Banjir yang terjadi hampir menimpa seluruh wilayah di Kudus mengakibatkan kerugian yang cukup banyak. Untuk itu, Bupati Kudus, H. Musthofa turun langsung meninjau lokasi banjir yang berada di Desa Sadang, Kecamatan Jekulo, Desa Hadiwarno dan Desa Jojo Kecamatan Mejobo serta Desa Papringan Kecamatan Kaliwungu.
Banjir diakibatkan tingginya intensitas hujan serta jebolnya tanggul di dua titik, tanggul di hilir selebar 15 meter dan di bagian hulu selebar 30 meter.
"Sedikitnya tujuh rumah rusak parah akibat terjangan banjir", kata H. Musthofa. Tak hanya di Kecamatan Jekulo dan Mejobo, di Kecamatan Kaliwungu tepatnya di Desa Papringan pun mengalami hal yang serupa. Akibat saluran air sekunder yang jebol mengakibatkan Desa Papringan terkena banjir bandang. "Semua tempat yang terkena banjir kita tinjau. Agar bisa menginventarisir kerusakan sekaligus mencari solusi penyelesaiannya", terangnya.
Dia menuturkan, seluruh Puskesmas yang daerahnya terkena banjir harus membuka pelayanan 24 jam. Karena banyak korban yang mungkin membutuhkan bantuan pasca banjir terjadi. Selain itu, seluruh perangkat desa yang ada harus saling membantu. Terutama bagi warga yang terkena musibah. "Kita akan mencari solusinya agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali", tambahnya.
Tak hanya meninjau, Bupati juga memberikan bantuan kepada korban banjir. Bantuan tersebut berupa beras, mie instan dan kebutuhan pokok lainnya. Bupati juga menginstruksikan kepada SKPD yang terkait untuk bersama mencarikan solusi terbaik. Sehingga musibah ini segera teratasi dan tidak berlarut-larut. "Penyelesaian pertama tentunya perbaikan tanggul yang jebol", ujarnya.
Dia berharap, seluruh warga masyarakat untuk bersabar dan saling membantu untuk menyelesaikannya. "Sedangkan kami akan terus mengupayakan solusi. Namum dengan syarat antara Pemkab dan masyarakat bisa sejalan bersama", jelasnya.

Perangkat Desa Kian Diperhatikan


Kudus - Perangkat Desa di Kudus kini kian diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Karena selain mendapatkan santunan kematian sebesar 1 juta, juga masih mendapatkan fasilitas tunjangan kesehatan berupa Jamsostek.
Seperti yang dialami oleh Nur Aziz, Kadus Tuwang Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu yang mendapatkan pembayaran klaim dari Jamsostek sebesar Rp. 16,8 Juta. "Seluruh perangkat desa yang ada akan kita perhatikan, terutama akan kita masukkan dalam Jamsostek", kata Bupati Kudus, H. Musthofa saat hadir dalam pemakaman Nur Aziz, Senin (3/2).
Nur Aziz merupakan salah satu perangkat desa yang mengikuti layanan Jamsostek. Sehingga, Nur Aziz mendapatkan klaim dana untuk meng-cover kesehatan dan kematiannya.
Sejak 1 Juli 2010, perangkat desa yang berada di 15 desa di Kecamatan Kaliwungu telah ikut dalam layanan Jamsostek. Jika ditotal, saat ini perangkat desa yang mengikuti Jamsostek sebanyak 198 perangkat desa. " Kedepan, semua perangkat yang ada harus mengikuti layanan Jamsostek agar masa depan lebih terjamin. Apalagi kesehatan dan kematian tidak bisa diprediksi oleh siapapun," tegasnya.
Sedangkan pembayarannya, diambilkan dari tunjangan penghasilan aparat pemerintah desa (TPAPD). Jumlahnya berkisar Rp.50 ribu perbulan yang meliputi kesehatan dan kematian. "Diharapkan dengan adanya Jamsostek, perangkat desa lebih terjamin hidupnya", jelasnya.
Saat memberi santunan bupati menyerahkan langsung. Sekaligus memberikan sambutan agar yang ditinggalkan diberi ketabahan . "Semoga bermanfaat bagi keluarga yang ditinggalkan"' katanya.

RT/RW Dapat Penghargaan


KUDUS - Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Ketua Rukun Warga (RW) se-Kecamatan Undaan kemarin (4/2) mendapat penghargaan. Mereka dianggap berhasil dalam mendukung Gerakan Pembangunan (Gerbang) Desa dan bertugas lebih dari 10 tahun.
Camat Undaan Joko Putranto mengatakan ada 843 RT dan RW yang mendapatkan penghargaan dari Bupati Kudus di Balai Desa Undaan Tengah. Penghargaan diberikan sabagai salah satu tindak lanjut program Kecamatan Undaan dalam memerdayakan partisipasi desa.
selama ini, lanjutnya, Kecamatan Undaan merupakan daerah yang sukses dalam beberapa program pemerintah, salah satunya medukung Gerbang Desa dan daerah surplus pangan.
Ada lima komitmen yang disepakati antara pemerintah dan RT/RW se-Kecamatan Undaan. Proses pembangunan desa yang melibatkan aparatur desa dan masyarakat, nilai gotong royong, mengelola produk unggulan dalam sektor pertanian menuju kawasan Agropolitan dan Minapolitan, serta pemantapan kebersihan lingkungan dan penghijauan. "Kita berharap kedepan menjadi kecamatan yang unggul." ujarnya.
Supriadi, 50, salah satu Ketua RT mengaku berterima kasih atas penghargaan yang diberikan kepadanya. Selama bertahun-tahun tidak ada perhatian terhadap RT/RW. Kini Pemerintah memberikan uang kehormatan sejak 2009 dalam bentuk uang Rp. 500 ribu hingga Rp. 750 ribu. "Penghargaan ini kami anggap sebagai kepedulian terhadap kami," terangnya.
Bupati Kudus, H. Musthofa mengatakan penghargaan diberikan kepada seluruh Ketua RT/RW se-Kabupaten Kudus karena Ketua RT/RW selama ini selalu menjadi tumpuan masyarakat dalam setiap pengurusan administrasi pemerintahan, disamping bentuk wujud perhatian Pemkab Kudus kepada pimpinan organisasi pemerintahan yang terbawah (RT/RW-red) Pihaknya meminta agar kebersamaan yang sudah berjalan agar dapat dilanjutkan.